mobiljip.com - Resiko kecelakaan saat membawa kendaraan sebenarnya dapat diperkecil, jika pengemudi mengenal 3 aspek dasar dalam berkendara. Hal yang sama juga perlu diperhatikan khususnya bagi pemilik mobil dengan fitur penggerak roda four wheel drive. Pasalnya, kemampuan mengemudi saja dinilai belum cukup jadi patokan agar seseorang itu terhindar dari musibah yang tidak diinginkan.
Nah, terkait safety driving (keselamatan mengemudi) tersebut Reza Hariputra, Instruktur dan founder dari 4x4 Safety Driving Training and Adventures dibawah bendera Java Adventura mengatakan mengemudikan jip atau mobil dengan fitur 4x4 itu sangat berbeda dengan mobil penumpang (family car). Sebab itu, kami memberikan tiga poin penting sebagai modal utama untuk permulaan, mencakup mengenali kendaraan, posisi mobil dan lintasan yang dilalui.
Pertama, Anda sebaiknya mengenali jenis dan fungsi atau fitur yang terdapat pada mobil. Sudah bukan hal asing jika kendaraan 4x4 dilengkapi transfer case untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke gearbox lalu dilanjutkan ke roda depan (misal 4H, 4L atau 2H), ini dimaksudkan agar pengemudi mampu memahaminya. "Karena bila salah atau bahkan tidak tahu cara menggunakan fitur tadi akibatnya bisa fatal, misal melakukan pengereman di posisi jalan menanjak atau turunan curam, bisa saja roda terkunci atau membuat mobil semakin meluncur. Tapi, jika 4L diaktifkan dengan gigi ke-1 dan posisi roda lurus, tanpa menginjak rem, maka dengan kopling dan gas dilepas saja maka mobil akan turun perlahan dan terkontrol dengan metode engine brake.
Disamping itu, perlu diketahui dimensi bodi seperti panjang, lebar dan tinggi, meski tidak harus menghapal spesifikasinya, namun setidaknya Anda mendapat gambaran saat berada di tempat parkir yang cukup sempit atau melewati kondisi jalan ekstrim. "Gunanya untuk mengukur kemampuan jarak main suspensi seperti over hang atau cross hang terhadap permukaan jalan," tambah pria yang memperoleh sertifikasi untuk menjadi instruktur world wide dari Malaysia pada Tahun 2004 ini.
Pemakaian jenis dan ukuran ban juga berpengaruh terhadap tingkat pengendalian. Pasalnya, daya cengkeram ban untuk off road akan sangat berbeda disaat digunakan di aspal khususnya dalam hubungannya dengan jarak pengereman.
Lalu kedua, posisi mengemudi dan muatan yang mencakup jumlah penumpang, perlengkapan, dan muatan. Ciptakan posisi senyaman mungkin, tangan bila direntangkan pada setir harus pas lurus, pull and push. Tidak boleh membentuk siku dan telapak tangan bertemu setir. Juga posisikan tangan pada jam 3 dan 9 ini berfungsi bila harus bermanuver cepat, kesempatan belok lebih banyak.
Selanjutnya, jangan abaikan barang bawaan sekecil apapun, usahakan tersusun rapih dan aman. Jangan lupa membawa helm alias pelindung kepala, sebab alat itu penting untuk melindungi kepala dari benturan keras ketika berjalan di medan off-road. "Enggak perlu malu untuk mengenakannya, sebab banyak kejadian diluar dugaan dapat menimpa kepala, terlebih jika melakukan adventure offroad," tegas putera salah satu off-roader nasional kawakan ini.
Sama seperti kita membawa penumpang. Pastikan tidak boleh ada anggota tubuh keluar dari mobil. Sangat fatal bila tangan salah satu penumpang kita berada diluar lalu mobil terguling.
Last but not least, lintasan, di jalan non aspal pasti akan ketemu tujuh track, meliputi tanjakan terjal, turunan curam, jalan berlubang, jalan miring, kubangan air, jalan berlumpur dan hutan yang tidak biasa ditemukan pada on the road.
Faktanya, banyak pengemudi dari perusahaan pertambangan atau perkebunan yang mengemudikan mobil 4x4 yang tidak menguasai. Mereka memakai kendaraan hanya berdasar manual book. Hasilnya, mobil tidak bisa merayap di tanjakan dan kopling akan cepat habis atau karena kecerobohannya as roda cepat rusak dan lain-lain. Tentu dampak negatifnya akan berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Dengan adanya pembekalan dari teknik safety driving diharapkan kegagalan akibat track dapat di-minimize. Patut dicoba! (Reza HP/Ryan-mobiljip.com/RAW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar